Jumat, 17 Februari 2017

Laporan Praktikum Kartografi Dasar acara VII-VIII Fakultas Gerografi



ACARA VII
LETTERING DAN TATA LETAK PETA

I.                   TUJUAN
Melatih praktikan untuk dapat merancang tata letak (layout) dan menempatkan nama-nama geografi dalah suatu peta sesuai dengan komposisi yang benar.


II.                ALAT DAN BAHAN
1.      Peta kepulauan yang dipilih sebagai guide map beserta nama-nama geografi.
2.      Pensil warna
3.      Alat tulis
4.      Kalkir

III.             DASAR TEORI
Layout atau tata letak adalah menyusun atau megatur informasi tepi (marginal information) peta supaya posisi masing-masing elemen secara bersama-sama nampak harmonis. Informasi tepi peta meliputi : judul, skala peta, bingkai, nomer seri peta dan inset.
Semua informasi yang akan dimasukkan kedalam peta perlu dipertimbangkan terlebih dahulu bagian kosong dari lembar peta. Sehingga akan didapatkan hasil peta yang lebih menarik, dan seimbang. Komposisi peta tergantung pada ruangan yang ada pada peta dan juga seni dari si pembuat peta.




Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam layout peta :
1.      Judul Peta
Menunjukkan daerah yang digambarkan dalam waktu tertentu atau disebut pula jenis petanya. Misal : peta migrasi penduduk Jawa tahun 1984.
Judul dapat diletakkan di sebelah kanan atas, kiri atau tengah atas dari peta, tergantung pada komposisi peta.
Tulisan judul peta lebih menyolok dari pada nama daerah penelitian lainnya, sehingga pembaca peta dapat dengan mudah dan jelas mengerti judul peta tersebut. Ukuran huruf antara tema, daerah penelitian dan skala tidak sama dan ukuran huruf disesuaikan dengan ukuran peta.
Dibawah judul biasanya disertakan skala peta baik skala numeris maupun skala grafis. Tulisan skala lebih kecil dari tema dan daerah penelitian.
2.      Orientasi
Biasanya diletakkan ditempat yang kosong dan dibuat kira-kira tegak lurus ke atas tepat dibawah judul. Sebenarnya posisi orientasi ini tidak harus dibawah judul, tetapi tergantung dari posisi peta dan ruang yang memungkinkan sehingga memberikan kesan yang menarik dan harmonis. Bila telah ada grid-gridnya, maka panah Utara tidak perlu.
3.      Legenda
Legenda ini merupakan kunci peta, sehingga harus mengandung keterangan simbol-simbol yang dipergunakan baik symbol titik, garis maupun area. Disamping itu arti singkatan didalam peta harus dicantumkan pula. Legenda diletakkan didalam garis tepi peta dibagian kanan atau kiri bawah.


4.      Graticule (letak lintang-bujur)
Angka ditulis dengan garis tepi antara garis tepi luar dan dalam. Tanda-tanda koordinat graticule ditambahkan dengan garis-garis pendek memotong peta inset.
5.      Pencatatan Sumber
Biasanya diletakkan didalam bingkai dibagian kanan bawah dengan menyebutkan nama sumber.
6.      Garis Tepi
Peta dibatasi dengan kerangka yang geas, garis tidak terlalu tipis, bentuk empat persegi panjang yang terdiri dari dua buah garis yang sejajar, lebar kurang lebih ¼ inchi.
7.      Penyusunan/ Penggambaran Peta
Untuk menunjukkan siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan peta harus ditulis nama penyusun/penggambar peta berikut tahun pembuatannya. Ditulis disebelah luar bingkai peta.
8.      Nomor Seri
Ditulis dibagian atas diluar bingkai peta.
9.      Inset
Apabila diperlukan dapat dibuat inset (peta yang letaknya tersendiri). Diletakkan dibagian bawah kanan dari legenda. Inset ini dapat menunjukkan :
-          Suatu bagian peta pokok yang dianggap penting, diperbesar skalanya.
-          Lokasi daerah yang dipetakan terhadap daerah lain dalam peta pokok, dapat digambarkan suatu inset yang berskala kecil.
-          Bagian lain dari peta pokok karena ruangnya kurang atau menghemat ruangan, maka dipindahkan ke dalam bagian tersendiri yaitu pada inset dengan skala yang sama.

1.      Latering
Latering bukan merupakan unsur yang dipetakan, melainkan sebagai tambahan untuk memberikan identitas obyek yang dipetakan. Pada pekerjaan lettering suatu peta diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat dari seorang kartografer, karena akan mempengaruhi kenampakkan suatu peta. Kesalahan karena lettering akan menyebabkan peta tidak enak dipandang, sulit dibaca/dimengerti dan nampak padat dengan huruf-huruf. Untuk menghindari masalah, telah dibuat aturan-aturan penempatan beserta beserta tipe huruf yang digunakan dalam mewakili suatu kenampakkan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan lettering suatu peta adalah :
1.      Corak/macam dari huruf
2.      Bentuk huruf
3.      Ukuran huruf
4.      Kontras antara huruf dengan latar belakang
5.      Metode lettering
6.      Penempatan nama
7.      Hubungan antara lattering dengan reproduksinya.

Tipe huruf yang sering digunakan dalam pembuatan peta antara lain adalah :
1.      Roman, yaitu tegak, tebal tipis, bersirip, biasanya digunakan untuk man made feature.
2.      Italic, yaitu miring, tebal tipis, bersirip, biasanya untuk hydrographic (tubuh air).
3.      Gothic, yaitu tegak, sama tebal, tanpa sirip biasanya untuk kenampakan relief (lembah, gunung).
4.      Gothic- Italic, yaitu miring, sama tebal, tanpa sirip biasa digunakan untuk jaringan perhubungan atau komunikasi (telepon, dan sebagainya).

2.      Penempatan Nama
Penempatan nama sering merupakan pekerjaan yang sukar, terutama untuk peta yang padat dengan nama-nama. Maksud dari aturan-aturan penempatan nama ialah agar mudah dibaca dan tidak membingungkan bagi si pemakai peta, nama-nama mana yang diwakilinya.
a.       Nama-nama dalam suatu lembar peta harus teratur susunannya. Harus sejajar dengan tepi bawah peta (untuk peta berskala besar) atau sejajar dengan garis parallel/grid (untuk peta skala kecil). Apabila hal diatas tidak dapat dipenuhi, maka nama-nama harus ditulis atau ditempatkan dari bawah keatas untuk nama-nama di bagian kiri peta dan dari atas kebawah untuk nama-nama di bagian kanan peta. Hal ini berlaku juga bagi nama-nama yang sejajar dengan meridian.
b.      Nama-nama dapat memberi keterangan dari unsur-unsur berbentuk titik, garis dan luasan/area.
-          Nama untuk unsur titik (misalnya kota, gunung dan sebagainya) sebaiknya diletakkan disamping kanan agak ke atas dari unsur tersebut.
-          Nama untuk unsur yang berbentuk memanjang (misalnya sungai, pantai, batas dan sebagainya) sebaiknya diletakkan sejajar unsur tersebut. Apabila cukup lebar, nama diletakkan di dalam (misalnya sungai yang lebar). Untuk sungai yang berupa garis sebaiknya ditempatkan sedikit di atas obyeknya (misalnya 0,5 mm). Nama-nama untuk unsur yang memanjang sebaiknya diulang pada jarak tertentu.
-          Nama unsur luasan/area (missal Negara, pegunungan, dan sebagainya) sebaiknya ditempatkan memanjang sehingga menempati ⅔ dari panjang daerah. Penempatan dari huruf-huruf sedapat mungkin menunjukkan karakteristik dari bentuk daerah itu.
c.                    Nama-nama harus terletak bebas satu sama lain. Dan sedapat mungkin tidak tergantung oleh simbol-simbol lainnya. Nama-nama tidak boleh saling berpotongan, kecuali ada nama yang letak huruf-hurufnya melengkung, lengkungannya harus teratur dan tidak boleh terlalu tajam lengkungannya.
d.      Dalam hal ini banyak nama yang terpusat di suatu daerah, harus diatur sedemikian rupa sehingga terlihar distribusi nama-nama di tempat itu tidak terlalu padat disbanding dengan daerah lain dipeta. Tetapi harus dijaga jangan sampai ada keraguan unsur-unsur mana yang diwakili oleh nama-nama tersebut.
e.       Angka ketinggian dari garis kontur ditempatkan di celah-celah tiap kontur dan penempatannya harus sedemikian rupa sehingga tiap angka ada arah mendaki lereng. Penyimpangan dari aturan ini boleh dilakukan apabila terjadi angka-angka menjadi terbaik dari arah pembaca peta, hingga sulit untuk dibaca.
f.        Pemilihan (jenis) huruf tergantung sepenuhnya pada perencana (kartografer) sendiri. Akan tetapi jenis-jenis huruf haruslah fit pada keseluruhan isi peta. Ada beberapa aturan mengenai pemakaian jenis huruf ini, misalnya huruf-huruf tegak lurus untuk nama-nama unsure buatan manusia (kota, jalan dan lain-lain), serta huruf miring untuk nama-nama unsur alam (sungai, danau dan lain-lain). Tetapi pemilihan jenis huruf diserahkan sepenuhnya pada kartografer.


IV.             INTRUKSI :
1.      Di hadapan saudara telah tersedia peta Pulau Sumatera yang belum diberi keterangan apapun.
2.      Salinlah peta tersebut pada kertas blad (kalkir).
3.      Berikan keterangan semua unsur yang dipetakan (kota, sungai, pulau, selat, samudera, laut dan sebagainya) sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan.
4.      Berikan informasi tepi (judul, skala, orientasi, legenda, nama penyusun dan sebagainya) dengan susunan yang seimbang sesuai dengan ruang yang ada.
Catatan :
Gunakan sablon apabila memungkinkan

  
V.                HASIL PRAKTIKUM (terlampir)


VI.             PEMBAHASAN
Tata letak adalah menyusun atau mengatur informasi peta supaya posisi masing masing elemen secara bersama sama nampak harmonis.
Lattering, bukan merupakan unsur yang dipetakan melainkan tambahan identitas obyek yang dipetakan.
Penulisan nama provinsi menguunakan tulisan dengan ukuran yang besar. Sedangkan untuk daereah kabupaten penulisannya menggunakan huruf yang lebih kecil. Peta Provinsi Jawa Tengah penulisan nama kabupaten ditulis dengan huruf yang agak besar, sedangkan pusat kabupaten ditulis dengan huruf yang lebih kecil. Penulisan nama sungai ditulis dengan huruf berwarna biru dan tulisan mengikuti arah sungai. Penulisan nama gunung dan ketinggian gunung, warna huruf  merah apabila gunung tersebut merupakan gunung aktif, sedangkan huruf berwarna hitam menunjukkan gunung yang tidak aktif. Warna orange pada peta menunjukkan ketinggian diatas 2000 m, sedangkan warna hijau menunjukkan ketinggian 0-200m.
Simbol peta, antara lain gunung dilambangkan dengan simbol segitiga, warna merah untuk gunung aktif dan hitam untuk gunung api tidak aktif. Simbol pusat kabupaten dilambangkan dengan titik berwarna hitam, sungai dilambangkan dengan garis yang berwarna biru.
                                  

VII.           KESIMPULAN
1.      Sebelum membaca peta hendaklah memahami unsur-unsur dan simbol peta.
2.      Setiap peta harus mengandung unsur-unsur peta, dan terdapat simbol-simbol peta.



ACARA VIII
MEMBACA PETA

I.                   TUJUAN
Memberikan keterampilan kepada praktikan untuk membaca (khususnya peta topografi) dan mengenal adanya aspek generalisasi.

II.                ALAT DAN BAHAN
1.      Guid map
2.      Alat tulis
3.      Kalkir

III.             DASAR TEORI
Membaca peta dapat diartikan sebagai usaha mempelajari atau mengetahui kenampakan-kenampakan dipermukaan bumi dengan melalui peta. Terutama melalui simbol-simbol dan juga legenda yang ada pada peta. Membaca peta biasanya selalu diikuti dengan menafsir peta, yang merupakan kegiatan yang berurutan setelah membaca peta.
Menafsir peta merupakan usaha lebih lanjut dari membaca peta, yaitu berdasarkan kemampuan-kemampuan yang dibaca pada peta, dianalisa satu persatu maupun dalam hubungannya dengan yang lain untuk kemudian digali kenampakan-kenampakan yang mungkin atau yang paling mungkin.
Untuk dapat membaca dan menafsir peta dengan baik maka yang harus dimiliki adalah :
1.      Kemampuan membayangkan (imagination).
2.      Ketajaman menganalisa (a keen sence of analysis), dapat menganalisa setiap kenampakan yang ada pada peta baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan.
3.      Latihan yang teratur (reguler training) kecuali latihan dalam ruangan (laboratorium) juga harus berani keluar (lapangan) untuk mengecek kebenaran pembaca atau interpretasi.
4.      Pengetahuan secara umum, karena peta memuat berbagai kemampuan dan pembacaan peta harus sesuai dengan maksud tertentu. Maka kita harus sering memperlihatkan berbagai ilmu terutama dalam kaitannya dengan peta dan pengetahuan umum.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul dalam membaca dan menafsir peta antara lain :
·         Kurang mengenal proyeksi peta.
·         Pembaca peta berbuat adalah dalam pembacaannya.
·         Kurangnya pengertian mengenai persoalan dan salah satu menggunakan metode pembacaan.
·         Peta yang dibaca dapat dipercaya atau peta tersebut sudah tidak sesuai lagi.
·         Jarak yang mendatar yang dikira jarak sebenarnya.
Sebelum membaca suatu peta kita harus memperhatikan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu petayaitu :
1.      Judul Peta
Judul peta ini menunjukkan daerah mana yang digambarkan oleh peta itu. Diperhatikan pula induk petanya, misalnya : induk peta Jawa dan Madura.
2.      Tipe peta
Dibuat atas dasar kepentingan dan penunjukkan peta, misalnya: peta geologi, topografi dan lain-lain.
3.      Indeks Peta
Menunjukkan system pemberian nomer pada tiap lembaran peta, sehingga dengan demikian dapat diketahui lokasi peta yang kita amati terhadap daerah sekitarnya.
4.      Sumber Peta
Perlu dilihat apkah pembuat peta itu merupakan lembaga atau yang lain yang mempunyai kompetensi dalam hal perpetaan. Dari mana sumber diperoleh (dalam melakukan pengukuran-pengukuran ditambah dari pemotretan dari udara).
5.      Tahun Pembuatan Peta
Peta menggambarkan keadaan medan, baik yang alami maupun yang buatan manusia, yang keduanya banyak mengalami perubahan.
6.      Proyeksi Peta
Cara-cara penggambaran dengan kesalahan yang sekecil-kecilnya dari permukaan bumi yang berbentuk bola ke dalam bidang datar, yang meliputi kesalahan arah, luas jarak maupun bentuk.
7.      Skala Peta
Erat berhubungan dengan maksud pembacaan, yaitu peta yang berskala besar akan menyajikan keterangan yang detail, sedangkan peta yang berskala kecil akan mempu menyajikan keterangan secara menyeluruh (umum) sesuai dengan maksud tertentu sehingga hanya penting saja yang dicantumkan (kurang mendetail).
8.      Orientasi
Tidak selamanya peta berorientasi atau (utara disebelah atas), sesuai dengan kepentingannya kadang peta juga bisa berorientasi kearah yang lain.



9.      Administrative Indeks
Untuk mengetahui pembagian daerah administrative daerah yang kita amati, perlu dilihat administrative indeknya dibagian kiri luar bagian bawah.
10.  Legenda
Legenda harus dipelajari, sebelum membaca peta dan isinya, agar diketahui keterangan mengenai simbo-simbol yang dipergunakan.
Informasi tepi (marginal information) dibedakan atas :
·         Informasi wajib
Terdiri dari judul, nomer seri, nomer lembar, keterangan penerbitan, panel dan identifikasi.
·         Informasi tambahan
Terdiri dari: diagram komplikasi dan daftar nama yang tercantum dalam peta.
·         Informasi pada batas
Terdiri dari: koordinat geografis, harga graticul, dan keterangan arah yang dituju.
                  Informasi tepi secara sistematis adalah:        
                     8    2       9                      10                    1.   garis tepi (neet line)
                                                                                    2.   Tepi atas
                                                                                    3.   Tepi bawah
               4                                                                   4.   Tepi kiri
                                                                        1          5.   Tepi kanan
                                                                  5                6.   Batas (bourde)
                                                                                    7.Garis batas luar
                                       3                   7   6                  8.  Garis batas
                                                                                    9.  Judul peta
                                                                                    10. Nomer sheet peta
Didalam pembuatan peta perlu disertakan simbol-simbol agar peta dapat dibaca. Symbol adalah alat yang berfunngsi untuk menggambarkan keadaan medan dan letaknya dalam peta. Simbol yang baik adalah yang dikenal dengan mudah dan juga mudah dibaca.
Menurut artinya symbol dapat dibedakan menjadi:
1.      Simbol kualitatif
Menyatakan identitas atau melukiskan keadaan asli dari unsur, jadi dihubungkan dengan kualitas unsur yang diwakilinya. Symbol ini tidak menyajikan jumlah  (besarnya), tetapi henya merupakan symbol yang berhubungan dengan kualitas dari unsur yang diwakili, simbol ini dapat berupa simbol titik, garis dan area.
2.      Simbol kuantitatif
Menyatakan identitas keadaan asli dari daerah yang diwakilinya juga menunjukkan berapa besar, jumlah atau banyaknya  unsur tersebut, symbol ini dapat berupa titik, garis ataupun area.

IV.             INTRUKSI
1.      Amatilah peta topografi yang saudara hadapi dengan seksama
2.      Kelompokkan informasi yang disajikan pada peta tersebut (dengan melihat legenda peta), menjadi tiga kelompok (titik, garis, dan area/wilayah). Berikan contoh (minimal 5), kenampakkan-kenampakkan apa yang diwakili oleh ketiga symbol tersebut.
3.      Bagaimana sistem penomeran pada peta saudara gunakan, buatlah sambungan nomer peta yang saudara hadapi (tiga sheet kearah utara, barat, selatan, dan timur)
4.      Plotkan titik A (kira-kira di tengah-tengah muka peta), selanjutnya tentukan posisi horizontal dan vertikalnya.
5.      Amatilah deklinasi arah utar (pada keterangan deklinasi), apakah arti angka tersebut.
6.      Amatilah indeks administrasi, ada berapa wilayah administrasi yang tergambar pada peta tersebut.


V.                HASIL PRAKTIKUM (Terlampir)




VI.             PEMBAHASAN
Membaca peta adalah mempelajari kenampakan yang ada dipermukaan bumi melalui peta. Agar dapat membaca peta dengan baik dan benar harus memiliki kemampuan membayangkan, ketajaman menganalisa latihan yang teratur dan pengetahuan secara umum. Kesalahan yang biasanya terjadi ketika membaca peta kurangnya engertian mengenai persoalan dan penggunaan metode pembacaan dan lain-lain. Yang harus diperhatikan pada saat membaca peta adalah;
·         Judul peta
·         Indeks peta
·         Sumber peta
·         Tahun pembuatan peta
·         Proyeksi peta
·         Skala peta
·         Orientasi
·         Administrative indeks dan legenda peta



VII.          KESIMPULAN
1.      Untuk membaca peta diperlukan kemampuan untuk menganalisa simbol peta.
2.      Mampu memahami kenampakan –kenampakan peta dengan melihat simbol-simbol dan legenda peta.
3.      Setiap bagian pada peta memiliki fungsi yang berbeda.



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar