Jumat, 17 Februari 2017

Materi Kuliah Biogeografi Fakultas Geografi


Biogeografi 2016

Catatan Kuliah Pertemuan 1-7

I.                    Perngertian Biologi, Geografi dan Biogeografi

I.1 Biologi  berasal dari kata Yunani yaitu dari kata “ bios”  yang berarti kehidupan dan “logos”  yang berarti ilmu. Jadi biologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan. Cabang ilmu biologi antara lain:

Cabang Biologi
Hal yang dipelajari
Botani
Zoologo
Antropologi Ragawi
Anatomi
Taksonomi/sestematika
Morfologi
Ekologi

Genetika
Fisiologi
Mikrobiologi
Parasitologi

Entamulogi
Sanitasi
Farmakologi
Paleontologi
Mikologi
Gizi
Biokimia
Etologi
Kehidupan tumbuh-tumbuhan
Kehidupan hewan
Fisik Manusia
Susunan Tubuh  makhluk hidup
Cara penggolongan makhluk hidup
Bentuk luar makhluk hidup
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup gengan lingkungannya
Cara pewrisan sifat keturunan yang diwariskan  dari induk kepada keturunanya
Cara kerja dan fungsi organ-organ dalam tubuh makhluk hidup
Makhluk hidup berukuran kecil  atau jasat renik atau mikrobia
Makhluk hidup yang hidup parasit pada pada makhluk hidup yang lain
Serangga atau insekta
Cara perawatan kesehatan  melalui kebersihan lingkungan
Khasiat obat dan cara pembuatannya
Kehidupan masa lalu seperti yang ditunjukkan oleh adanya fosel
Jamur atau fungi
Makanan dan manfaat bagi kesehatan
Reaksi kimi dalam tubuh makhluk hidup
Kelakuan hewan





1.2 Geografi berasal dari  kata Yunani  yaitu dari kata “geos” yang berarti bumi dan “ grafos”yang berarti gambaran atau uraian. Geografi ilmu yang mempelajari atmosfer, litosfer, pedosfer, biosfer, antroposfer, dan hidrosfe Obyek material yang umum dan luas, yaitu menekankan geosfir yang meliputi litosfir, atmosfir, hidrosfir, biosfir, pedosfir dan antroposfir.

Definisi definisi yang mekankan pada obyek material antara lain: Geosfir  ini menurut  J.O.M. Broek (1965) dalam  Suharsono 2006  menekankan  bumi merupakan empat hidup manusia sebagai obyek material yang dikaji didalam disiplin ilmu geografi. Litosfir; obyek yang dikaji yaitu asal mula terbentuknya batuan, jenis batuan sifat  fisika dan kimia batuan, mineral penyusun batuan, keberadaan batuan di suatu wilayaah serta  hubungan batuaan dengan  obyek material yang lain. Atmosfir; yang dikaji  meliputi temperatur, kecepatan angin, awan dan jenis awan, curah hujan, meteorology, klimatologi, serta hubungannya dengan dengan obyek material yang lain. Hidrosfir; obyek ini meliputi  air permukaan, air tanah, air danau, air laut, kuantitas air di suatu wilayah, kualitas air di suatu wilayah, potensi air di suatau wilayah dan hungan hidrologi dengan obyek material yang lain.
Biosfir, kajian meliputi zoology, botani, manusia sebagai makhluk alam, penyebarannya,  interaksi intra organisme, interaksi antar organisme, interaksi dengan obyek material yang lain serta potensi nya di suatu wilayah.

Pedosfir, kajian ditekankan pada geografi tanah dengan memperhatikan factor pembentuk tanah, klasifikasi tanah, sifat fisika dan kimia tanah, potensi tanah untuk pertanian dan non pertanian serta hubungannya dengan obyek material yang  geografi.

Antroposfir, peranan antropofir ini dipandang sebagai imanen dan transenden. Sebagai imanen maka manusia adalah merupakan factor egosentris sehingga menjadikan obyek material yang lain menjadi budanyanya. Hasil dari egosentrisnya akan meninggalkan  bentukan bentukan permukaan bumi ini menjadi bentukan antropogenik. Bentukan tersebut akan berkembang berkelanjutan, ada yang bersifat distruktif ( berkembang tidak berkelanjukan).

            Sudut pandang kelingkungan , kewilayahan dalam konteks keruangan. Cabang dari obyek material geografi antara lain:

Kajian  geografi
Hal yang dipelajari
Atmosfer
Litosfer


Hidrologi

Pedosfer



Biosfer


Antroposfer

Cara pandang Keruangan



Cara pandang kelingkungan


Cara pandang  kewilayahan
Curah hujan, temperatur, kelembapan udara, angin,  meteorologi, klimatologi
Mineralogi, petrografi, jenis batuan, perlapisan batuan, struktur batuan, struktur geomorfologi, morfologi, proses geomorfologi, morfokronologi, bentuklahan, geomorfologi terapan
Air permukaan, air tanah, kualitas air tanah , kuantitas air tanah, potamologi, limnologi, banjir
Faktor pembentuk tanah, pembentukan  tanah, perkembangan tanah, sifat fisika tanah, sifat kimia tanah, edapologi, daya dukung tanah, georafi tanah, erosi dan konservasi tanah. Satuan medan
Tumbuhan, heman, antropologi ragawi, evolusi makhluk hidup, morfologi makhluk hidup, agihan pertumbuhan dan perkembangan akhluk hidup.Perencanaan pengembangan wilayah
Antropologi ragawi dan antropogenik (rekayasa manusia, hasil rekayasa manusia masa lampau dan sekarang)
Ruang tersusun oleh satu obyek mateial atau lebih, hubungan antar ruang,  bentuklahan, satuan medan, satuan lahan , satuan ekosistem,daratan dan lautan, bentukan hasil tenaga endogen, bentukan hasil tenaga eksogen, bentukan hasil aktifitas antropogenik

Hubungan , saling hubungan dan ketergantungan antar manusia dengan manusia dan manusia dengan alam dan makhluk hidup lainnya.
Kekomplekan faktor alam, manusia dan makhluk hidup lainnya.



1.3  Biogeografi merupakan  kaitan antra biologi dengan geografi atau gambaran kehidupan dipermukaan bumi atau  yaitu Ilmu yang mempelajaran penyebaran makhluk hidup dipermukaan bumi serta hubungan – hubungannya dengan ruang dan waktu. 

1.4. Obyek bieogeografi  3) geografi tumbuhan ( plant/phytogeography). Uraian aspek biogeografi disajikan pada gambar 1,2,3 berikut ini.

1.4.1 Geografi antropo ( antropo geography)
 

I.       Obyek Formal Biogeografi

Biogeografi merupakan cabang ilmu geografi maka  cara pandang ke ilmuannya mendasarkan cara pandang kerungan , kelingkungan atau kewilayahan.

2.1. Cara  Pandang Kerungan

            Ruang  merupakan tempat yang dibentuk oleh faktor alam atau faktor  manusia untuk tumbuh dan berkembangnya mahluk hidup. Obyek ini merupakan cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu gejala permukaan bumi, baik yang sifatnya fisik maupun social budaya yaitu sudut pandang  dari organisasi keruangan “Spatial setting”. Secara sederhana dapat diungkapkan bahwa dalam geografi selalu ditanyakan mengenai nama gejala itu terjadi, mengapa gejala itu terjadi,  di tempat atau lokasi tersebut.Contoh Daerah yang kekurangan air; dalam hal ini yang dipelajari bukansaja jumlah air, volume air, tetapi mengapa itu terjadi, dilihat dari segi lokasi, dari segi fisiografi, dan kalitannya dengan lingkungan yang lebih luas. Mengenai obyek formal menurut Heslinga dalam bukunya “Opvatengen van Geografi“ dalam Bintarto, dijelaskan bahwa ada tiga hal pokok yang dipelajari dari obyek formal untuk sudut keruangan yaitu :

(1)          pola dari sebaran gejala tertentu di muka bumi ( spatial patterns).

(2)          Keterkaitan atau hubungan sesame antar gejala tersebut ( (spatial system)

(3)          Perkembangan atau perubahan yang terdiri pada gejala tersebut (spatial proseses); jadi secara konkrit dapat ditegaskan bahwa: a) obyek material geografi dapat mengenai permukiman, desa kota, pariwisata, daerah aliran sungai, bentuklahan, bentang darat, sumberdaya, industri, kependudukan, wilayah atau region, iklim, tanah, air dan masih banyak lagi. Secara ringkas obyek material geografi meliputi gejala yang terdapat dan terjadi di muka bumi ini, dan b) obyek formal geografi adalah cara pandang dan cara berfikir terhadap obyek material  dari segi geografi yaitu dari segi keruangan yaitu meliputi  pola  atau pattern dan system proses.





Ruangan di permukaan bumi atau wilayah sebagai fenomena permukaan bumi dapat terbentuk mulai dari sederhana sampai yang komplek (Suharsono, dkk., 2006):

1.       Ruangan permukaan bumi yang terbentuk oleh dua unsure geosfer yaitu litosfer dan atmosfer. Contoh adalah padang pasir. Karena tidak  hadirnya hidrosfir di kawasan ini maka unsure pedosfer, biosfer dan antroposfer tidak atau belum terbentuk.Sebagai contoh fenomena permukaan bumi yang terbentuk oleh unsur litosfer dan atmosfer, maka padang pasir ini harus secara hati hati dibedakan dengan fenomena lain yang terkait padang pasir, seperti perkemahan kafilah di padang pasir apa lagi kota padang pasir. Kota padang pasir misalnya, maka dalam konteks ini kota padang pasir harus berbeda dengan padang pasir karena telah mencakup unsur geosfer dalam pembentukannya, dimana hidrosfer, pedosfer, biosfer dan antroposfer telah melengkapi keberadaan litosfer dan atmorfer.

2.       Ruangan permukaan bumi yang terbentuk hanya oleh 3 (tiga) unsur  geosfer, yaitu litosfer, atmorfer dan hidrosfer. Contoh padang es/salju karena atmosfer disini tidak mumungkinkan untuk memberi kelangsungan hidup bagi makhluk hidup, maka pedosfer, biosfer dan antroposfer tidak dapat terwujud. Unsur biosfer seperti manusia  bukanlah komponen utama pembentuk padang es/salju, karena keberadaanya hanya sementara di wilayah padang salju.

3.       Ruangan permukaan bumi yang terbentuk hanya oleh 5 (lima) unsur geosfer yaitu litosfer, atmosfer, hidrosfer, pedosfer dan biosfer. Contoh padang rumput, hutan, lautan,

4.       Ruangan permukaan bumi yang terbentuk oleh enam unsure geosfer yaitu: litosfer, atmorfer, hidrosfer, pedosfer, biosfer dan antroposfer. Contoh perdesaan, perkotaan, tempat atau kawasan untuk kegiatan rutin manusia bermasyarakat (missal, lahan pertanian, perkebunan dan kegiatan non pertanian).

Contoh ruang dengan cara pandang geomorfologi

1.      Geomorfologi :Uraian tentang bentuk bumi, tetapi bukan bentuk bumi secara utuh, melainkan terbatas pada bentuk permukaan

2.      Geomorfologi: ilmu pengetahuan tentang bentuklahan (Thornbury, 1954)

3.      Geomorfologi: studi bentuklahan yang menekankan pada sifat alami,asal mula (genetik), proses perkembangan dan komposisi materialnya (Cooke, 1974)

4.      Geomorfologi: studi bentuklahan dan proses-proses yang mempengaruhi pembentukannya dan menyelidiki hubungan antara bentuk dan proses-proses dalam tatanan keruangannya

5.      Geomorfologi: ilmu pengetahuan tentang bentuklahan sebagai pembentuk permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut, dan menekankan pada asal mula dan perkembangannya di masa datang serta konteksnya dengan lingkungan (Verstappen, 1983).

6.      Geomorfologi: ilmu pengetahuan tentang bentuk dari permukaan daratan dan proses-proses yang membentuknya ( Summerfield, 1991)

Satuan bentuklahan yang merupakan satuan ruang dipermukaan bumi ini dipandang atas dasar  tiga aspek/unsur yaitu 1) bentuk luar buminya atau reliaf nya, 2) proses atau perubahan fisik atau kimia yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi dan 3) batuan yang menyusun permukaan bumi ini. Berdasarkan   variasi ( relief, proses dan batuan ) dipermukaan bumi  maka satuan ruang atas dasar geomorfologi dibedakan menjadi  9 kelompok bentuklahan yaitu kelompok asal : 1. Struktural, 2. gunung api, 3. Fluvial, 4. angin,5. es yang mencair,6.penelanjangan atau denudasi, 7. Solusional, 8. Marine aktivitas laut dan 9. Organisme atau messilianus.

Contoh bentuklahan asal daerah gunung api  yaitu 1) puncak gunungapi ,2) kaki gunung api, 3)  dataran fluvial gunung api.

Satuan ruang berikutnya yaitu satuan medan yaitu satuan geomorfologi yang terdiri dari satuan bentuklahan dengan tambahan unsur tanah. Contoh  dataran fluvial gunung api tanahnya aluvial.

Satuan ruang terkecil  menurut pandangan geomorfologi saat ini yaitu satuan lahan  yaitu satuan medan ditambah jenis hasil aktifitas manusia. Contoh  dataran fluvial gunung api tanahnya aluvial untuk permukiman. Setiap satuan bentuklahan, satuan medan atau satuan lahan mempunyai daya dukung untuk tumbuh dan perkembangan mahluk hidup. Dengan dimikian maka biogeografi merupakan cabang ilmu geografi.



2.2.  Cara Pandang Kelingkungan , yaitu  memandang atas dasar hubungan, saling hubungan dan saling ketergantungan antar  obyek material geografi ( atmosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, biorfer dan antroposfer dalam satuan ruang

2.3. Cara Pandang Kewilayahan Dari cara pandang  berdasarkan keruangan yang dipandang dari dua atau lebih  penyusun keruangan maka obyek formal  dapat dikembangkan menjadi  cara pandang kelingkungan dan komplek wilayah atau regional komplek.

II.                 Daya Dukung Pertumbugan dan Perkembangan Tumbuhan yaitu komponen abiotik yang terdiri unsur hara tanaman yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya suatu jenis tumbuhan untuk menghasilkan calon individu baru. Agar anda memperoleh gambaran perhatikan tabel berikut ini.







 Tabel. 1.  Daya Dukung Lahan Untuk  Pertumbuhan dan Perkembangan   Tanaman Padi

No
Variabel
Kelas Kesesuaian Lahan
S1
S2
S3
N1
N2
1
Kedalaman efektif tanah (cm)
> 75
50 - < 75
25 - < 50
10 - < 25
Kriteria pada N1 dan lainnya
2
Permeabilitas Tanah (cm/jam)
≤ 0,5
2,0 - > 0,5
6,5 - > 2,0
2,5 - > 6,5
3
Tekstur Tanah
Geluh lempung berpasir, geluh berdebu, geluh berlempung
Geluh lempung berpasir, geluh berdebu, geluh berlempung
Pasir bergeluh, lempung pejal
Pasir
4
Batu dan Krikil (%)
0
< 10
< 3
10 – 25
3 - 15
> 25
> 15
5
Kesuburan Tanah
Sangat tinggi sampai sedang
Sangat tinggi sampai rendah
Sangat tinggi sampai sangat rendah
Sampai tinggi sampai sangat rendah
6
pH tanah
5,5 – 7
7,1 – 8,0
5,4 – 4,6
8,1 – 8,5
4,5 – 4,0
8,6 – 9.0
3,5 – 3,9
7
Lereng (%)
0 – 3
3 - < 8
8 - < 16
> 50
8
Relief mikro
0
< 10
10 - < 50
> 50
9
Penghambat pertumbuhan karena kurang air
Tidak ada penghambat
Kadang-kadang ada sedikit penghambat
Penghambat sedang, kekringan < 40 kali dalam10 tahun
Penghambat sedang sampai kecil, kekeringan < 6 kali dalam 10 tahun
10
Drainase
Agak buruk, sedang
Sangat buruk, buruk
baik
Agak terlalu cepat, cepat
11
Banjir dan Genangan
Jarang, < 1 kali dalam setahun
Kadang-kadang kerusakan kecil < 3 kali dalam 10 tahun
Sering terjadi kerusakan sedang < 4 kali dalam 10 tahun
Sedikit terjadi kerusakan sangat berat < 4 kali dalam 10 tahun
12
Salinitas (ppm)
< 10
10 – 15
15 - 20
> 20

Sumber: M. Supraptoharjo (1981) dan CRS/FAO (1975)

S1 : sangat sesuai, S2 : sesuai; S3: sesuai sedang dan N1: tidak sesuai untuk tanaman padi


III.             Keanekaragaman Mahkluk Hidup

Keaneka ragaman mahkluk hidup dapat dipandang atas dasar faktor genotip, fenotip, komunitas atau habitat dan ekosistem. Berdasarkan pandangan  dari faktor genotip, bahwa keaneka ragaman mahkluk hidup dipandang atas dasar variasi yang dicerminkan oleh  DNA  dan RNA. Berdasar faktor fenotipnya yaitu keanekan ragaman mahluk hidup didasarkan oleh kesamaan sifat fisiknya atau morfologi mahluk hidup.  Berdasarkan komunitasnya  yaitu keaneka mahluk hidup didasarkan sifat  habitatnya. Berdasrkan ekosistemnya yaitu keaneka ragaman mahluk hidup didasarkan atas dasar struktur , komponen dan fungsi ekosistem.

Struktur ekosestem, sebuah ekosestem selalu mempunyai  komponen abiotik dan biotik. Komponen biotik meliputi semua mahluk hidup  dalam ekosestem tersebut yang dibedakan menjadi  produser dan konsumer. Lebih lanjut konsumer dapat dibedakan menjadi makro konsumer ( hewan) dan mikro konsumer(mahluk pengurai) yang berupa bakteri dan jamur. Sedangkan komponen abiotik meliputi sumber energi ( biasanya cahaya  matahari) dan beberapa faktor fisik yang lain seperti suhu, udara, air , tanah, mineral dan gas. Bentuk struktur ekosestem dari faktor biotik disajikan pada gambar 4
 
Komponen abiotik; terdiri dari cahaya matahari, suhu dan temperatur, air, tanah , habitat dan niche, pengaruh mahluk hidup terhadap lngkungan abiotik, pengaruh lingkungan abiotik terhadap lingkungan hidup dan teleransi makluk hiup terhadap ekosestem.
Fungsi ekosestem yang komplek membentuk mata rantai yang teratur untuk memelihara kelangsungan hidup komponen biotik dalam ekosestem tersebut.fungsi tersebut meliputi aliran energi yang beredar melalui rantai dan jaring makanan, siklus materi yang diperlukan oleh hewan  dan tumbuhan serta perananya dalam pertumbuhan ekosestem.
Contoh ekosestem alami yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS). Dalam DAS akan terjadi aliran energi melalui produser konsumer dan dekompuser; terbentuk rantai makanan; piramida ekologi yaitu piramida jumlah, piramida biomasa dan piramida energi; Siklus materi dalam dalam ekosestem  yaitu siklus  carbon, siklus nitrogen, dan siklus pospor. Pospor merupakan komponen penting dalam pembentukan ikatan kimia berenergi tinggi. Disamping itu pospor juga  merupakan  komponen penting dalam materi genetik  (DNA, RNA) serta merupakan komponen penting dari mimbran sel tulang dan gigi. Akar tumbuhan menyerap pospr dalam bentuk ion pospat dan berakhir pada hewan dan manusia melalui rantai makanan. Siklus  Pospor  disajikan pada gambar 5.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar