Biogeografi 2016
Catatan Kuliah
Pertemuan 1-7
I.
Perngertian Biologi, Geografi dan
Biogeografi
I.1 Biologi berasal dari kata Yunani yaitu dari kata “
bios” yang berarti kehidupan dan
“logos” yang berarti ilmu. Jadi biologi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan. Cabang ilmu biologi antara lain:
Cabang Biologi
|
Hal yang dipelajari
|
Botani
Zoologo
Antropologi Ragawi
Anatomi
Taksonomi/sestematika
Morfologi
Ekologi
Genetika
Fisiologi
Mikrobiologi
Parasitologi
Entamulogi
Sanitasi
Farmakologi
Paleontologi
Mikologi
Gizi
Biokimia
Etologi
|
Kehidupan tumbuh-tumbuhan
Kehidupan hewan
Fisik Manusia
Susunan Tubuh
makhluk hidup
Cara penggolongan makhluk hidup
Bentuk luar makhluk hidup
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup gengan
lingkungannya
Cara pewrisan sifat keturunan yang diwariskan dari induk kepada keturunanya
Cara kerja dan fungsi organ-organ dalam tubuh makhluk
hidup
Makhluk hidup berukuran kecil atau jasat renik atau mikrobia
Makhluk hidup yang hidup parasit pada pada makhluk
hidup yang lain
Serangga atau insekta
Cara perawatan kesehatan melalui kebersihan lingkungan
Khasiat obat dan cara pembuatannya
Kehidupan masa lalu seperti yang ditunjukkan oleh
adanya fosel
Jamur atau fungi
Makanan dan manfaat bagi kesehatan
Reaksi kimi dalam tubuh makhluk hidup
Kelakuan hewan
|
1.2 Geografi berasal
dari kata Yunani yaitu dari kata “geos” yang berarti bumi dan
“ grafos”yang berarti gambaran atau uraian. Geografi
ilmu yang mempelajari atmosfer, litosfer, pedosfer, biosfer, antroposfer, dan
hidrosfe Obyek material yang umum dan luas, yaitu
menekankan geosfir yang meliputi litosfir, atmosfir, hidrosfir, biosfir,
pedosfir dan antroposfir.
Definisi definisi yang mekankan pada obyek material
antara lain: Geosfir ini menurut J.O.M. Broek (1965) dalam Suharsono 2006 menekankan
bumi merupakan empat hidup manusia sebagai obyek material yang dikaji
didalam disiplin ilmu geografi. Litosfir; obyek yang dikaji yaitu asal mula
terbentuknya batuan, jenis batuan sifat
fisika dan kimia batuan, mineral penyusun batuan, keberadaan batuan di
suatu wilayaah serta hubungan batuaan
dengan obyek material yang lain.
Atmosfir; yang dikaji meliputi
temperatur, kecepatan angin, awan dan jenis awan, curah hujan, meteorology,
klimatologi, serta hubungannya dengan dengan obyek material yang lain.
Hidrosfir; obyek ini meliputi air
permukaan, air tanah, air danau, air laut, kuantitas air di suatu wilayah,
kualitas air di suatu wilayah, potensi air di suatau wilayah dan hungan
hidrologi dengan obyek material yang lain.
Biosfir, kajian meliputi zoology, botani, manusia
sebagai makhluk alam, penyebarannya,
interaksi intra organisme, interaksi antar organisme, interaksi dengan
obyek material yang lain serta potensi nya di suatu wilayah.
Pedosfir, kajian ditekankan pada geografi tanah dengan
memperhatikan factor pembentuk tanah, klasifikasi tanah, sifat fisika dan kimia
tanah, potensi tanah untuk pertanian dan non pertanian serta hubungannya dengan
obyek material yang geografi.
Antroposfir, peranan antropofir ini dipandang sebagai
imanen dan transenden. Sebagai imanen maka manusia adalah merupakan factor
egosentris sehingga menjadikan obyek material yang lain menjadi budanyanya.
Hasil dari egosentrisnya akan meninggalkan
bentukan bentukan permukaan bumi ini menjadi bentukan antropogenik.
Bentukan tersebut akan berkembang berkelanjutan, ada yang bersifat distruktif ( berkembang tidak berkelanjukan).
Sudut pandang kelingkungan ,
kewilayahan dalam konteks keruangan. Cabang dari obyek material geografi antara
lain:
Kajian geografi
|
Hal yang dipelajari
|
Atmosfer
Litosfer
Hidrologi
Pedosfer
Biosfer
Antroposfer
Cara pandang Keruangan
Cara pandang kelingkungan
Cara pandang
kewilayahan
|
Curah hujan, temperatur, kelembapan udara, angin, meteorologi, klimatologi
Mineralogi, petrografi, jenis batuan, perlapisan
batuan, struktur batuan, struktur geomorfologi, morfologi, proses
geomorfologi, morfokronologi, bentuklahan, geomorfologi terapan
Air permukaan, air tanah, kualitas air tanah ,
kuantitas air tanah, potamologi, limnologi, banjir
Faktor pembentuk tanah, pembentukan tanah, perkembangan tanah, sifat fisika
tanah, sifat kimia tanah, edapologi, daya dukung tanah, georafi tanah, erosi
dan konservasi tanah. Satuan medan
Tumbuhan, heman, antropologi ragawi, evolusi makhluk
hidup, morfologi makhluk hidup, agihan pertumbuhan dan perkembangan akhluk
hidup.Perencanaan pengembangan wilayah
Antropologi ragawi dan antropogenik (rekayasa manusia,
hasil rekayasa manusia masa lampau dan sekarang)
Ruang tersusun oleh satu obyek mateial atau lebih,
hubungan antar ruang, bentuklahan,
satuan medan, satuan lahan , satuan ekosistem,daratan dan lautan, bentukan
hasil tenaga endogen, bentukan hasil tenaga eksogen, bentukan hasil aktifitas
antropogenik
Hubungan , saling hubungan dan ketergantungan antar
manusia dengan manusia dan manusia dengan alam dan makhluk hidup lainnya.
Kekomplekan faktor alam, manusia dan makhluk hidup
lainnya.
|
1.3 Biogeografi
merupakan kaitan antra biologi dengan
geografi atau gambaran kehidupan dipermukaan bumi atau yaitu Ilmu yang mempelajaran penyebaran
makhluk hidup dipermukaan bumi serta hubungan – hubungannya dengan ruang dan
waktu.
1.4.
Obyek bieogeografi 3) geografi tumbuhan ( plant/phytogeography).
Uraian aspek biogeografi disajikan pada gambar 1,2,3 berikut ini.
1.4.1 Geografi antropo ( antropo
geography)
I.
Obyek Formal
Biogeografi
Biogeografi
merupakan cabang ilmu geografi maka cara
pandang ke ilmuannya mendasarkan cara pandang kerungan , kelingkungan atau
kewilayahan.
2.1. Cara Pandang Kerungan
Ruang merupakan tempat yang dibentuk oleh faktor
alam atau faktor manusia untuk tumbuh
dan berkembangnya mahluk hidup. Obyek ini merupakan
cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu gejala permukaan bumi, baik yang
sifatnya fisik maupun social budaya yaitu sudut pandang dari organisasi keruangan “Spatial setting”.
Secara sederhana dapat diungkapkan bahwa dalam geografi selalu ditanyakan
mengenai nama gejala itu terjadi, mengapa gejala itu terjadi, di tempat atau lokasi tersebut.Contoh Daerah
yang kekurangan air; dalam hal ini yang dipelajari bukansaja jumlah air, volume
air, tetapi mengapa itu terjadi, dilihat dari segi lokasi, dari segi
fisiografi, dan kalitannya dengan lingkungan yang lebih luas. Mengenai obyek
formal menurut Heslinga dalam bukunya “Opvatengen van Geografi“ dalam Bintarto,
dijelaskan bahwa ada tiga hal pokok yang dipelajari dari obyek formal untuk
sudut keruangan yaitu :
(1)
pola
dari sebaran gejala tertentu di muka bumi ( spatial patterns).
(2)
Keterkaitan
atau hubungan sesame antar gejala tersebut ( (spatial system)
(3)
Perkembangan
atau perubahan yang terdiri pada gejala tersebut (spatial proseses); jadi
secara konkrit dapat ditegaskan bahwa: a) obyek material geografi dapat
mengenai permukiman, desa kota, pariwisata, daerah aliran sungai, bentuklahan,
bentang darat, sumberdaya, industri, kependudukan, wilayah atau region, iklim,
tanah, air dan masih banyak lagi. Secara ringkas obyek material geografi
meliputi gejala yang terdapat dan terjadi di muka bumi ini, dan b) obyek formal
geografi adalah cara pandang dan cara berfikir terhadap obyek material dari segi geografi yaitu dari segi keruangan
yaitu meliputi pola atau pattern dan system proses.
Ruangan di permukaan bumi atau
wilayah sebagai fenomena permukaan bumi dapat terbentuk mulai dari sederhana sampai yang komplek (Suharsono, dkk., 2006):
1.
Ruangan
permukaan bumi yang terbentuk oleh dua unsure geosfer yaitu litosfer dan
atmosfer. Contoh adalah padang pasir. Karena tidak hadirnya hidrosfir di kawasan ini maka unsure
pedosfer, biosfer dan antroposfer tidak atau belum terbentuk.Sebagai contoh fenomena
permukaan bumi yang terbentuk oleh unsur litosfer dan atmosfer, maka padang
pasir ini harus secara hati hati dibedakan dengan fenomena lain yang terkait
padang pasir, seperti perkemahan kafilah di padang pasir apa lagi kota padang
pasir. Kota padang pasir misalnya, maka dalam konteks ini kota padang pasir
harus berbeda dengan padang pasir karena telah mencakup unsur geosfer dalam
pembentukannya, dimana hidrosfer, pedosfer, biosfer dan antroposfer telah
melengkapi keberadaan litosfer dan atmorfer.
2.
Ruangan
permukaan bumi yang terbentuk hanya oleh 3 (tiga) unsur geosfer, yaitu litosfer, atmorfer dan
hidrosfer. Contoh padang es/salju karena atmosfer disini tidak mumungkinkan
untuk memberi kelangsungan hidup bagi makhluk hidup, maka pedosfer, biosfer dan
antroposfer tidak dapat terwujud. Unsur biosfer seperti manusia bukanlah komponen utama pembentuk padang
es/salju, karena keberadaanya hanya sementara di wilayah padang salju.
3.
Ruangan
permukaan bumi yang terbentuk hanya oleh 5 (lima) unsur geosfer yaitu litosfer,
atmosfer, hidrosfer, pedosfer dan biosfer. Contoh padang rumput, hutan,
lautan,
4.
Ruangan permukaan bumi yang
terbentuk oleh enam unsure geosfer yaitu: litosfer, atmorfer, hidrosfer,
pedosfer, biosfer dan antroposfer. Contoh perdesaan, perkotaan, tempat atau
kawasan untuk kegiatan rutin manusia bermasyarakat (missal, lahan pertanian,
perkebunan dan kegiatan non pertanian).
Contoh ruang dengan cara pandang geomorfologi
1.
Geomorfologi :Uraian
tentang bentuk bumi, tetapi bukan bentuk bumi secara utuh, melainkan terbatas
pada bentuk permukaan
2. Geomorfologi: ilmu pengetahuan tentang bentuklahan
(Thornbury, 1954)
3. Geomorfologi: studi bentuklahan yang menekankan pada
sifat alami,asal mula (genetik), proses perkembangan dan komposisi materialnya
(Cooke, 1974)
4. Geomorfologi: studi bentuklahan dan proses-proses yang
mempengaruhi pembentukannya dan menyelidiki hubungan antara bentuk dan
proses-proses dalam tatanan keruangannya
5. Geomorfologi: ilmu pengetahuan tentang bentuklahan
sebagai pembentuk permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air
laut, dan menekankan pada asal mula dan perkembangannya di masa datang serta
konteksnya dengan lingkungan (Verstappen, 1983).
6. Geomorfologi: ilmu pengetahuan tentang bentuk dari
permukaan daratan dan proses-proses yang membentuknya ( Summerfield, 1991)
Satuan bentuklahan yang
merupakan satuan ruang dipermukaan bumi ini dipandang atas dasar tiga aspek/unsur yaitu 1) bentuk luar buminya
atau reliaf nya, 2) proses atau perubahan fisik atau kimia yang mempengaruhi
bentuk permukaan bumi dan 3) batuan yang menyusun permukaan bumi ini.
Berdasarkan variasi ( relief, proses
dan batuan ) dipermukaan bumi maka
satuan ruang atas dasar geomorfologi dibedakan menjadi 9 kelompok bentuklahan yaitu kelompok asal :
1. Struktural, 2. gunung api, 3. Fluvial, 4. angin,5. es yang
mencair,6.penelanjangan atau denudasi, 7. Solusional, 8. Marine aktivitas laut
dan 9. Organisme atau messilianus.
Contoh bentuklahan asal daerah
gunung api yaitu 1) puncak gunungapi ,2)
kaki gunung api, 3) dataran fluvial
gunung api.
Satuan ruang berikutnya yaitu
satuan medan yaitu satuan geomorfologi yang terdiri dari satuan bentuklahan
dengan tambahan unsur tanah. Contoh dataran
fluvial gunung api tanahnya aluvial.
Satuan ruang terkecil menurut pandangan geomorfologi saat ini yaitu
satuan lahan yaitu satuan medan ditambah
jenis hasil aktifitas manusia. Contoh
dataran fluvial gunung api tanahnya aluvial untuk permukiman. Setiap satuan
bentuklahan, satuan medan atau satuan lahan mempunyai daya dukung untuk tumbuh
dan perkembangan mahluk hidup. Dengan dimikian maka biogeografi merupakan
cabang ilmu geografi.
2.2. Cara Pandang
Kelingkungan , yaitu memandang atas dasar hubungan, saling
hubungan dan saling ketergantungan antar obyek material geografi ( atmosfer, litosfer,
pedosfer, hidrosfer, biorfer dan antroposfer dalam satuan ruang
2.3. Cara Pandang Kewilayahan Dari
cara pandang berdasarkan keruangan yang
dipandang dari dua atau lebih penyusun
keruangan maka obyek formal dapat
dikembangkan menjadi cara pandang
kelingkungan dan komplek wilayah atau regional komplek.
II.
Daya Dukung
Pertumbugan dan Perkembangan Tumbuhan yaitu komponen abiotik yang terdiri unsur
hara tanaman yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya suatu jenis
tumbuhan untuk menghasilkan calon individu baru. Agar anda memperoleh gambaran
perhatikan tabel berikut ini.
Tabel. 1. Daya Dukung Lahan
Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi
No
|
Variabel
|
Kelas Kesesuaian Lahan
|
||||
S1
|
S2
|
S3
|
N1
|
N2
|
||
1
|
Kedalaman efektif tanah (cm)
|
> 75
|
50 - < 75
|
25 - < 50
|
10 - < 25
|
Kriteria pada N1 dan lainnya
|
2
|
Permeabilitas Tanah (cm/jam)
|
≤ 0,5
|
2,0 - > 0,5
|
6,5 - > 2,0
|
2,5 - > 6,5
|
|
3
|
Tekstur Tanah
|
Geluh lempung berpasir, geluh
berdebu, geluh berlempung
|
Geluh lempung berpasir, geluh
berdebu, geluh berlempung
|
Pasir bergeluh, lempung pejal
|
Pasir
|
|
4
|
Batu dan Krikil (%)
|
0
|
< 10
< 3
|
10 – 25
3 - 15
|
> 25
> 15
|
|
5
|
Kesuburan Tanah
|
Sangat tinggi sampai sedang
|
Sangat tinggi sampai rendah
|
Sangat tinggi sampai sangat
rendah
|
Sampai tinggi sampai sangat
rendah
|
|
6
|
pH tanah
|
5,5 – 7
|
7,1 – 8,0
5,4 – 4,6
|
8,1 – 8,5
4,5 – 4,0
|
8,6 – 9.0
3,5 – 3,9
|
|
7
|
Lereng (%)
|
0 – 3
|
3 - < 8
|
8 - < 16
|
> 50
|
|
8
|
Relief mikro
|
0
|
< 10
|
10 - < 50
|
> 50
|
|
9
|
Penghambat pertumbuhan karena
kurang air
|
Tidak ada penghambat
|
Kadang-kadang ada sedikit
penghambat
|
Penghambat sedang, kekringan
< 40 kali dalam10 tahun
|
Penghambat sedang sampai kecil,
kekeringan < 6 kali dalam 10 tahun
|
|
10
|
Drainase
|
Agak buruk, sedang
|
Sangat buruk, buruk
|
baik
|
Agak terlalu cepat, cepat
|
|
11
|
Banjir dan Genangan
|
Jarang, < 1 kali dalam setahun
|
Kadang-kadang kerusakan kecil
< 3 kali dalam 10 tahun
|
Sering terjadi kerusakan sedang
< 4 kali dalam 10 tahun
|
Sedikit terjadi kerusakan sangat
berat < 4 kali dalam 10 tahun
|
|
12
|
Salinitas (ppm)
|
< 10
|
10 – 15
|
15 - 20
|
> 20
|
Sumber: M. Supraptoharjo (1981)
dan CRS/FAO (1975)
S1 : sangat sesuai, S2 : sesuai; S3: sesuai sedang dan
N1: tidak sesuai untuk tanaman padi
III.
Keanekaragaman
Mahkluk Hidup
Keaneka ragaman mahkluk hidup dapat dipandang atas dasar
faktor genotip, fenotip, komunitas atau habitat dan ekosistem. Berdasarkan
pandangan dari faktor genotip, bahwa
keaneka ragaman mahkluk hidup dipandang atas dasar variasi yang dicerminkan
oleh DNA
dan RNA. Berdasar faktor fenotipnya yaitu keanekan ragaman mahluk hidup
didasarkan oleh kesamaan sifat fisiknya atau morfologi mahluk hidup. Berdasarkan komunitasnya yaitu keaneka mahluk hidup didasarkan sifat habitatnya. Berdasrkan ekosistemnya yaitu
keaneka ragaman mahluk hidup didasarkan atas dasar struktur , komponen dan
fungsi ekosistem.
Struktur ekosestem, sebuah ekosestem selalu
mempunyai komponen abiotik dan biotik.
Komponen biotik meliputi semua mahluk hidup
dalam ekosestem tersebut yang dibedakan menjadi produser dan konsumer. Lebih lanjut konsumer
dapat dibedakan menjadi makro konsumer ( hewan) dan mikro konsumer(mahluk
pengurai) yang berupa bakteri dan jamur. Sedangkan komponen abiotik meliputi
sumber energi ( biasanya cahaya
matahari) dan beberapa faktor fisik yang lain seperti suhu, udara, air ,
tanah, mineral dan gas. Bentuk struktur ekosestem dari faktor biotik disajikan
pada gambar 4
Komponen abiotik; terdiri dari cahaya matahari, suhu dan
temperatur, air, tanah , habitat dan niche, pengaruh mahluk hidup terhadap
lngkungan abiotik, pengaruh lingkungan abiotik terhadap lingkungan hidup dan
teleransi makluk hiup terhadap ekosestem.
Fungsi ekosestem yang komplek membentuk mata rantai yang
teratur untuk memelihara kelangsungan hidup komponen biotik dalam ekosestem
tersebut.fungsi tersebut meliputi aliran energi yang beredar melalui rantai dan
jaring makanan, siklus materi yang diperlukan oleh hewan dan tumbuhan serta perananya dalam pertumbuhan
ekosestem.
Contoh ekosestem alami yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS).
Dalam DAS akan terjadi aliran energi melalui produser konsumer dan dekompuser;
terbentuk rantai makanan; piramida ekologi yaitu piramida jumlah, piramida
biomasa dan piramida energi; Siklus materi dalam dalam ekosestem yaitu siklus
carbon, siklus nitrogen, dan siklus pospor. Pospor merupakan komponen
penting dalam pembentukan ikatan kimia berenergi tinggi. Disamping itu pospor
juga merupakan komponen penting dalam materi genetik (DNA, RNA) serta merupakan komponen penting
dari mimbran sel tulang dan gigi. Akar tumbuhan menyerap pospr dalam bentuk ion
pospat dan berakhir pada hewan dan manusia melalui rantai makanan. Siklus Pospor
disajikan pada gambar 5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar